Apa kesan pertama Anda ketika melihat Johnny Van Beukering bermain saat Indonesia melawan Timor Leste? Saya pribadi melihatnya bukan sebagai pemain sepakbola profesional, tapi salah satu kontestan reality show The Biggest Loser di tahap-tahap awal.
The Biggest Loser sendiri merupakan sebuah acara reality show di televisi, yang pertama kali tayang di Amerika Serikat pada 2004.
Acara ini menyajikan kompetisi antara orang-orang yang memiliki berat badan yang tidak ideal, bila tak ingin disebut kegendutan, untuk bisa memiliki berat badan yang sesuai standar yang ditetapkan. Kompetisi bikinan NBC tersebut berjalan selama kurang lebih tiga bulan, di mana kontestannya terus menjalani sejumlah sesi olahraga untuk menurunkan berat badan mereka.
Nah, begitulah saya melihat Johnny Van Beukering. Pemain yang pernah mencicipi ketatnya kompetisi Eredivisie Belanda bersama Vitesse, Feyenoord, De Graafschaap, NEC Breda hingga Go Ahead Eagles dan FC Zwolle itu sepertinya tidak dalam kondisi fisik terbaiknya.
Di laga melawan Timor Leste, Van Beukering tampil di babak kedua. Untungnya dia membuat kontribusi dengan membuat satu assist atas terciptanya satu-satunya gol di pertandingan itu yang dilesakkan Bambang Pamungkas, striker kawan Indonesia.
Tapi bagi saya, penampilan Van Beukering sama sekali tak spesial di pertandingan itu. Bahkan assistnya ke BP juga terbilang untung-untungan. Ia terkesan salah mengeksekusi bola, karena dari posisi kaki dan tubuh menunjukkan Van Beukering hendak melepas tendangan ke arah gawang, bukannya melepas umpan ke depan gawang Timor Leste untuk dilesakkan BP.
Di laga melawan Kamerun, yang kualitas pemainnya dipertanyakan banyak pihak, pemain kelahiran Velp, Belanda itu juga tak menunjukkan penampilan mengesankan. Rekan saya yang menyaksikan langsung pertandingan uji coba tersebut juga hanya memberikan angka tiga dari skala satu sampai sepuluh atas performa Van Beukering.
Lalu bagaimana performa pemain naturalisasi lainnya, Tony Cusell? Saya juga melihat tak ada yang spesial dari apa yang ditawarkan pemain yang bermain untuk GVVV ini.
Diplot Nil Maizar sebagai gelandang pengatur serangan saat laga menghadapi Timor Leste dan Kamerun, pemain GVVV itu tak berhasil memberikan kontribusi terbaiknya.
Umpan dan pergerakannya juga tak spesial, termasuk juga visi bermain dan kreativitasnya di lapangan yang terkesan masih minim. Di usia yang ke-29, Cusell tak cukup baik menunjukkan pengalaman bermainnya di lapangan hijau.
Jika dibandingkan dengan pemain naturalisasi lain yang sebelumnya sudah bergabung, seperti Cristian Gonzalez, Victor Igbonefo, Greg Nwokolo hingga Irfan Bachdim, Diego Michiels dan Kim Kurniawan, kualitas Cusell dan Van Beukering terbilang jauh tertinggal.
Minimnya proses adaptasi bisa saja dijadikan alasan atas belum keluarnya kemampuan terbaik mereka. Tapi dengan kualitas yang ditunjukkan sekarang ini, sepertinya ada pemain lokal lain yang lebih pantas dipertimbangkan ketimbang dua pemain tersebut.
Karena itulah kemudian muncul perdebatan mengenai kelayakan kedua pemain tersebut untuk masuk ke timnas Indonesia, yang dipersiapkan menghadapi Piala AFF Suzuki 2012 mendatang. Nil Maizar nantinya akan dipaksa memilih untuk memasukkan Cusell dan Van Beukering ke dalam tim atau lebih memilih pemain lain.
0 komentar
Posting Komentar